Kamis, 29 September 2011

Ini Jadwal Perjalanan KRL yang Dibatalkan

VIVAnews - Mulai 19 Oktober sampai 29 November 2011, perjalanan KRL lintas Bogor-Jakarta baik commuter line maupun ekonomi akan mengalami gangguan.
Dari 176 perjalanan, 20 di antaranya dibatalkan total, dan sembilan perjalanan dibatalkan sepotong. Pembatalan itu merupakan akibat adanya rehabilitasi dan pembangunan gardu listrik di Kedung Badak, Cilebut, dan Citayam.

"Kami sarankan kepada pengguna KRL segera menyiapkan diri untuk menggunakan transportasi lain," kata Kepala Humas PT Kereta Api Daop I, Mateta Rizalulhaq kepada VIVAnews.com di Jakarta.

Dia meminta masyarakat maklmum atas adanya gangguan ini. Karena menurutnya, rehabilitasi gardu lama merupakan bagian dari perbaikan pelayanan menuju yang lebih baik.

Berikut perjalanan KRL yang dibatalkan:   


1  KA 5501 (Commuter Line) Bogor-Jakarta jam keberangkatan pukul 5.50 WIB.

2  KA 5013 (Commuter Line) Bogor-Jakarta 06.40 WIB.

3  KA 5015 (Commuter Line 07.05 WIB.

4  KA 5761 (Ekonomi) Bogor-Jakarta 07.15 WIB.

5  KA 5767A (Ekonomi) Bogor-Jakarta 08.00 WIB.

6  KA 5523 (Commuter Line) Bogor-Jakarta 17.40 WIB.

7  KA 5639 (Commuter Line Bogor-Depok 18.55 WIB.

8  KA 5133 (Commuter Line) Bogor-Depok 20.35 WIB.

9  KA 5531 (Commuter Line) Bogor-Depok 21.20 WIB.

10 KA 5805 (Ekonomi) Bogor-Depok 21.43 WIB.

11 KA 5067 (Commuter Line) Bogor-Depok 21.50 WIB.

12 KA 5134 (Commuter Line) Depok-Bogor 06.00 WIB.

13 KA 5812 (Ekonomi) Depok-Bogor 06.30 WIB.

14 KA 5502 (Commuter Line  Jakarta-Bogor 07.20 WIB.

15 KA 5008 (Commuter Line) Jakarta-Bogor 08.15 WIB.

16 KA 5010 (Commuter Line) Jakarta-Bogor 08.51 WIB.

17 KA 5762 (Ekonomi) Jakarta-Bogor 8.56 WIB.

18 KA 5818A (Ekonomi) Jakarta-Depok 09.35 WIB.

19 KA 5136A Commuter Line) Depok-Bogor 18.15 WIB.

20 KA 5524 (Commuter Line Jakarta-Bogor 19.10 WIB.


Ini sembilan perjalanan yang hanya akan beroperasi sepotong:


1. KA 5795A (Ekonomi) jurusan Bogor-Depok
Jam keberangkatan 18.10 WIB.
Jam kedatangan 18.33 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Depok-Jakarta.

2. KA 5059 (Commuter Line) jurusan Bogor-Depok
Jam keberangkatan 19.20 WIB.
Jam kedatangan 19.44 WIB
Beroperasi sepotong menjadi Depok-Manggarai.

3. KA 5754 (Ekonomi) jurusan Depok-Bogor
Jam keberangkatan 07.18 WIB.
Jam kedatangan 07.42 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Jakarta-Depok.

4. KA 5782 (Ekonomi) jurusan Depok-Bogor
Jam keberangkatan 17.32 WIB.
Jam kedatangan 17.56 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Jakarta-Depok.

5. KA 5040 (Commuter Line) jurusan Depok-Bogor
Jam keberangkatan 18.07 WIB.
Jam kedatangan 18.31 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Jakarta-Depok.

6. KA 5054 (Commuter Line) jurusan Depok-Bogor
Jam keberangkatan 19.55 WIB.
Jam kedatangan 20.19 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Tanah Abang-Depok.

7. KA 5526 (Commuter Line) jurusan Depok-Bogor
Jam keberangkatan 20.29 WIB.
Jam kedatangan 20.53 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Jakarta-Depok.

8. KA 5798 (Ekonomi) jurusan Depok-Bogor
Jam keberangkatan 21.11 WIB.
Jam kedatangan 21.36 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Jakarta-Depok.

9. KA 5058 (Commuter Line) jurusan Depok-Bogor
Jam keberangkatan 21.16 WIB.
Jam kedatangan 21.40 WIB.
Beroperasi sepotong menjadi Manggarai-Depok.

Selasa, 27 September 2011

30 WNA Jaringan Penipu Internasional Diciduk

VIVAnews - Sebanyak 30 Warga Negara Asing (WNA) asal China dan Taiwan  ditangkap aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya karena diduga melakukan penipuan jaringan internasional dengan menggunakan media internet. Penangkapan WNA tersebut dilakukan di tiga tempat yang berbeda.
Ketiga lokasi tersebut adalah Villa Mas, Bumi Serpong Damai (Tangerang), dan  Kelapa Gading (Jakarta Utara) dan sebuah rumah di Jl Metro Kencana 5 blok SG 27 No 2, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Gatot Edi, ke-30 tersangka tersebut merupakan target operasi Bareksrim Mabes Polri. Tim gabungan dari Ditkrimum dan Ditkrimsus Polda Metro Jaya hanya membantu penangkapannya.
"Hingga kini para anggota masih di lapangan, ini kegiatan dari Mabes Polri," Ujar Gatot, Senin 26 September 2011.

Saat ini, kata Gatot, polisi masih mengembangkan kasus penangkapan WNA tersebut. Namun, dijelaskan dia, para tersangka merupakan sindikat penipuan internasional.
Sementara itu, berdasarkan penjelasan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Nico Afinta, pihaknya masih mendata para tersangka.

"Iya, saat ini mereka masih didata, silakan tanya ke Mabes Polri untuk lebih jelasnya," kata Nico. (umi)

Jumat, 09 September 2011

Polri: Jika Ada Orang Mengaku-Ngaku Anak Jenderal, Laporkan!

Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Pencatutan istilah 'anak jenderal' seringkali mendiskreditkan Polri. Jika Anda menemukan ada orang yang mengaku-ngaku anak jenderal, Anda tidak perlu takut. Laporkan saja!

"Masyarakat tidak perlu takut, kalau ada yang mengaku-ngaku sementara dia melakukan kesalahan tangkap saja atau laporkan ke polisi. Biasanya yang mencatut bukan dari keluarganya tapi orang lain," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam saat dihubungi detikcom, Kamis (8/9/2011).

Anton meminta masyarakat tetap waspada kepada pihak-pihak yang memanfaatkan jabatan atau sembarangan menjual nama Polri. Karena Polri bertugas berdasarkan aturan yang berlaku.

"Kita tetap berpedoman pada aturan yang berlaku. Siapa saja kita proses jika memang dia terlibat kejahatan. Kita tidak lihat siapa mereka," jelasnya,

Menurut Anton, kasus mencatut nama 'Jenderal' seringkali merugikan Polri. Anggota Polri dikesankan kebal dari hukum.

"Padahal tidak (kebal). Ada juga oknum yang kita tindak. Masyarakat kan bisa menilai bagaimana benar atau tidak," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, mahasiswa salah satu universitas di Jakarta, Febriansyah mengalami luka memar di pelipis matanya. Ia dipukul oleh salah satu dari tiga pelaku yang menggunakan mobil Suzuki Escudo BM 66, saat berada di depan rumah makan padang di Jl Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Pelaku mengaku-ngaku sebagai anak jenderal. Namun belakangan ternyata, ayah si pelaku merupakan Kombes JU, seorang Pamen yang bertugas di Polda Bali.

Selasa, 06 September 2011

Polda Metro: Rabu Jakarta Kembali Macet


VIVAnews - Kepala Bidang Pembinaan Operasional Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Usman Latif memprediksi kepadatan kendaraan di Jakarta akan terjadi pada Rabu 7 September 2011. Sebab semua warga yang mudik dipastikan sudah kembali ke Jakarta.

Dijelaskan Usman, untuk masuk hari pertama kerja setelah libur Lebaran, kepadatan jalan Jakarta tidak terlalu signifikan, karena anak sekolah juga belum masuk.

"Kita perkirakan mulai ada peningkatan pada hari Rabu karena pertimbangan kita sekarang ramai lancar dan besok sama seperti sekarang. Jika memang dirasakan kurang, nantinya anggota yang bertugas akan ditambah," ujar Usman kepada VIVAnews, Senin 5 September 2011 malam.

Usman menduga, kenaikan jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta akan bertambah dengan selesainya operasi Ketupat Jaya 2011 yang akan berakhir pada 7 September nanti. "Geliat kedatangan warga luar kota yang tiba ke Jakarta juga diperkirakan akan menanjak pada akhir-akhir operasi Ketupat Jaya 2011," kata Usaman.

Sementara itu, terkait dengan hasil operasi Ketupat Jaya 2011, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar mengatakan, hingga H+4 operasi Ketupat Jaya 2011 ada kenaikan jumlah kecelakaan sekitar 3 persen dibanding tahun 2010. Pada tahun 2010, kata Baharudin, ada 201 kasus sedangkan tahun ini ada 213 kasus.

Meski ada peningkatan, untuk korban jiwa justru mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bila tahun lalu ada 45 korban jiwa pada tahun ini hanya 24 korban jiwa.

"Sedangkan untuk korban luka berat maupun ringan ada peningkatan yaitu korban luka Berat tahun lalu 76 sedangkan tahun ini 88 orang, untuk luka ringan tahun lalu 161, tahun ini 176 orang," kata Baharudin.

Untuk pelanggaran Lalulintas dari 33.025 kasus pelanggaran 70% diantaranya adalah pengendara sepeda motor. Jumlah pelanggaran ini meningkat dari tahun lalu yang hanya sekitar 16.079 kasus.

"Kami lebih intensif melakukan penindakan, dan itu akhirnya berimbas pada berkurangnya jumlah korban jiwa," tegasnya. (sj)

Sabtu, 03 September 2011

Tragedi Mahasiswi Binus Pemerkosa & Pembunuh Livia Ditangkap pada Malam Takbiran

Irwan Nugroho - detikNews

Jakarta - Pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap mahasiswi Universitas Bina Nusantara (Binus) Livia Pavita Soelistio (21) tertangkap. Pelaku berinisial A itu ditangkap pada malam takbiran, Selasa (30/8), kemarin.

"Ditangkap pada malam takbiran di rumahnya di Kemanggisan (Jakbar)," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Ferdy Sambo, kepada detikcom, Sabtu (3/9/2011).

Menurut Ferdy, tersangka kini dijebloskan ke sel bersama 5 pelaku lain yang sudah ditangkap sebelumnnya. Pelaku dijerat dengan pasal 240 jo 338 jo 365 KUHP.

"Dia adalah yang melakukan pemerkosaan dan pembunuhan," kata Ferdy.

Tragedi Livia berawal saat dia menumpang angkot M 24. Sopir angkot dan kawan-kawannya lalu merebut barang-barang milik Livia. Karena melawan, korban dibunuh dan diperkosa.

Setelah itu, jenazah Livia dibuang ke daerah Cisauk, Tangerang, Banten sebelum akhirnya ditemukan seorang penggembala kambing yang sedang mencari kambingnya yang hilang.

Lima pria yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Livia lalu dibekuk. Mereka adalah sopir angkot berinisial MS, dan RH (24) dan IN (22) selalu eksekutor. Sementara tersangka SR dan AB adalah penadah.

Tersangka RH dan IN dijerat dengan Pasal 365 ayat 3 KUHP jo Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. Sementara AN dan SR dijerat dengan Pasal 480 KUHP tentang penadahan.

Dari keempat tersangka, polisi telah menyita barang bukti berupa 1 unit mikrolet M 24 bernopol B 2912 TK, satu unit HP merk Sony Ericson.

Arus Balik Mulai Mengalir, Pendatang Baru pun Tiba di Jakarta


Fajar Pratama - detikNews

Jakarta - Mulai akhir pekan ini, Jakarta yang sempat sepi akan kembali kedatangan warganya yang kembali dari daerah asal. Tak hanya itu saja, ibukota yang sudah cukup padat, mau tak mau harus menyambut para pendatang baru yang ikut datang bersama saudara mereka.

Fenomena seperti ini memang sudah jamak terjadi, meningat Jakarta menjanjikan peluang kerja yang lebih besar dibanding daerah asal. Dan di antara waktu-waktu yang ada, periode arus balik seusai mudik menjadi masa favorit kedatangan para 'calon penghuni baru'.

Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena para pendatang baru datang dapat langsung ditemani saudara mereka yang sudah dulu bekerja di Jakarta. Seperti yang dilakukan, Eni Kurniatun. Perempuan asal Tulungagung, Jawa Timur ini ikut kakak sepupunya, Hani, ke Jakarta, menumpang kereta Mataremaja yang tiba di Stasiun Senen, siang ini.

"Ya dari Juli kemarin sudah mau berangkat ke Jakarta, tapi nunggu kakak saja setelah lebaran biar bisa sama-sama," ujar Eni sambil membawa tas besar dan kardus warna coklat ini, di Stasiun Senen, Sabtu (3/9/2011).

Perempuan berusia 19 tahun ini belum tahu akan bekerja di mana di Jakarta. Eni akan tinggal di kos kakaknya dan sambil mencari lowongan pekerjaan.

"Ya kan di Jakarta dulu mas, nanti kalau sudah berada di sini kan enak mau nglamar ke mana-mananya," terang pemudi lulusan SMK ini.

Bagaimana jika nanti gagal mendapat pekerjaan? Dengan semangat muda yang masih membara, Eni menolak bicara pesimistis. Begitu juga dengan kemungkinan dia terjerat operasi Yustisi yang digelar Pemprov DKI, itu sama sekali tak dipikirkannya.

"Operasi Yustisi apa to? Nggak lah mas. Belum nyoba kok sudah ngomongin gagal," ujar Eni sambil berlalu.