Rabu, 17 April 2013

Komikus peraih penghargaan internasional berbagi rahasia


Jakarta (ANTARA News) - Dua pria kreatif di balik komik "5 Menit Sebelum Tayang" yang meraih penghargaan "Silver Award" dalam Kontes Manga Internasional keenam di Jepang, Ockto Baringbing (pembuat naskah) dan Muhammad Fathanatul Haq (ilustrator) berbagi rahasia untuk orang-orang yang ingin mengikuti jejak mereka.
Bagi Muhammad Fathanatul yang biasa dipanggil Matto, menjaga motivasi untuk tetap produktif merupakan hal yang menantang karena dunia komik Indonesia belum menjanjikan secara finansial. Oleh karena itu, dukungan moral dari kawan seprofesi adalah hal penting bagi Matto.
"Lebih baik punya komunitas, supaya ada teman-teman yang bisa saling menyemangati," kata Matto pada bincang-bincang di Japan Foundation Jakarta, Selasa.
Matto yang mengaku terpacu untuk selalu bersaing bila melihat komik Indonesia yang bagus juga menegaskan bahwa mental baja diperlukan bagi orang-orang yang ingin jadi komikus.
"Dunia penerbitan itu nggak lembek. Harus tahan banting," lanjut pria kelahiran 18 Januari 1989 yang berdomisi di Yogyakarta.
Sementara itu, Ockto Baringbing mengungkapkan cara mengatasi kejenuhan dalam berkarya. Menurutnya, jenuh pasti dialami setiap orang, namun hal itu harus dihadapi, bukan dihindari.
"Jangan beranjak dari meja gambar. Kalau tetap di situ, otak akan diforsir untuk terus berpikir. Boleh beranjak untuk cari ide, misalnya nonton film dan datangi tempat yang belum pernah didatangi," jelas pria kelahiran 30 Oktober 1984.
Pria yang memiliki nama pena Go King itu menegaskan, kesuksesan bisa diraih bila ada komitmen untuk menyelesaikan hal yang sudah dimulai.
"Selesaikan apa yang kamu kerjakan, jangan berhenti di tengah jalan," pesannya.

Lima penyair Indonesia ikuti festival di Afrika

Borobudur, Jateng (ANTARA News) - Lima penyair Indonesia akan mengikuti dua festival di Afrika Selatan dan Zimbabwe, yakni "What`s Poetry Festival II" pada 21-28 April dan "Harare International Festival of the Arts" pada 30 April-5 Mei 2013.

Kelima penyair Indonesia tersebut, Toeti Heraty, Saut Situmorang, Samar Gantang, Duddy Anggawi, dan Dorothea Rosa Herliany, akan membacakan karya sastra mereka pada festival tersebut.

"Kami berlima diundang untuk mengikuti festival tersebut," kata Rosa, di Borobudur, Selasa.

Rosa menjelaskan agenda dalam "What`s Poetry Festival II" diantaranya adalah pembacaan puisi, diskusi sastra, pelatihan penulisan dengan para siswa, dan berbagi pengalaman antarpenyair dunia.

"Sebagai upaya penyair di seluruh dunia untuk menemukan kembali bahasa, untuk mengekspresikan berbagai ide baru dan wawasan, untuk suatu perubahan dan refleksi," katanya.

"What's Poetry Festival" yang pertama digelar di empat kota di Indonesia yakni Magelang, Pekalongan, Malang dan Surabaya, sedangkan festival ke-III di China pada 2014.

Sementara "Harare International Festival of the Arts" akan menampilkan pertunjukan tradisional Zimbabwe, resital klasik, opera, teater, tari, musik, pameran, pembacaan puisi, dan lokakarya.

"HIFA adalah festival terbesar di Afrika, perayaan terbaik musik Zimbabwe dan internasional dan berbagai kesenian," kata Rosa yang juga pengelola Rumah Buku "DuniaTera" Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu.

Editor: Heppy Ratna

Agnes Monica Diundang Produser Oblivion

Ghiboo.com - Agnes Monica sempat membuat heboh karena dapat menghadiri penayangan perdana film Oblivion di Los Angeles, Amerika Serikat, Rabu kemarin.

Publik tanah air pun banyak bertanya, bagaimana bisa aktris Indonesia bisa hadir di premier film Hollywood, dan berjalan di black carpet, tempat selebriti Hollywood sekelas Tom Cruise juga berjalan di situ.

Hal ini pun semakin ramai diperbincangkan di media sosial. Ada yang menyangka demi hadir di premier film Oblivion, Agnes rela membeli tiket.

Tidak ingin berlarut-larut menjadi pertanyaan besar, artis yang masuk dalam nominasi Shorty Awards 2013 itu pun menjawab pertanyaan bagaimana ia bisa hadir di premier Oblivion.

"Buat yang nanya, itu saya beli tiket or diundang. (Penting nggak ya dijawab? Hahaha) Saya diundang oleh produser Oblivion," tulis Agnes di akun Twitter-nya, beberapa jam lalu.

Lebih lanjut Agnes pun menjelaskan soal perbedaan antara tamu premier Oblivion yang beli tiket dan yang diundang.

"Dan yang beli tiket, jalan masuknya juga beda.. Hehehe (sebenarnya agak lucu sih ya nanyanya) Tapi nggak apa-apa deh, supaya jelas.. :D xixixo," tambahnya.

Film Oblivion sendiri sudah tayang di bioskop Indonesia. Film ini dibintangi Tom Cruise, Olga Kurylenko, Morgan Freeman.

KPI didesak tegur sinetron rendahkan simbol agama

Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Masyarakat Televisi Sehat Indonesia mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegur stasiun televisi yang menayangkan sinetron merendahkan simbol agama tertentu karena telah meresahkan masyarakat Indonesia.

"Tayangan sinetron tersebut telah memunculkan persepsi buruk tentang tokoh panutan dalam agama Islam," kata Ketua Masyarakat Televisi Sehat Indonesia Fahira Idris di Jakarta, Selasa.

Guna membahas persoalan tersebut, Fahira bersama Koordinator dan Sekretaris Masyarakat Televisi Sehat Indonesia Ardy Purnawan Sani dan Bayu Priyoko telah menemui para Komisioner KPI Azimah Subagio, Ezki Suyanto, serta Irwandi Syahputra, Senin (15/4).

Ia menyebutkan beberapa sinetron yang yang diduga merendahkan simbol agama tersebut, yakni "Haji Medit" (SCTV), "Islam KTP" (RCTI), "Tukang Bubur Naik Haji" (RCTI) dan "Ustad Foto Kopi" (SCTV).

Fahira menjelaskan sinetron tersebut telah merendahkan simbol salah satu agama dengan menempatkan Islam sebagai "tersangka" kejelekan.

Tayangan sinetron itu juga mencantumkan judul dengan terminologi Islam, namun isi dan jalan ceritanya tidak mencerminkan perilaku Islami, ujarnya.

Ia mencontohkan film tersebut mempertontonkan karakter ustad dan haji yang seharusnya menjadi panutan masyarakat, namun digambarkan seseorang yang dengki dan iri terhadap orang lain.

Fahira berharap pelaku perfilman menampilkan tayangan sinetron yang mendidik dan berkualitas, serta mengajak aktor maupun aktris lebih selektif memilih peran dalam sebuah film di Indonesia.

Sekretaris Masyarakat Televisi Sehat Indonesia Bayu Priyoko menambahkan sinetron yang menayangkan simbol Islam lebih mengedepankan karakter yang negatif, seperti ustad jahil, kikir dan sifat tercela lainnya.

Pada bagian lainnya, aktivis Masyarakat Televisi Sehat Indonesia menuntut pemerintah memberikan kewenangan KPI untuk mencabut izin siaran dan menindak tegas lainnya dengan merevisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, karena selama ini, KPI hanya sebatas berwenang memberikan peringatan keras.