Pewarta: Hanni Sofia
Jakarta (ANTARA
News) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
bekerjasama dengan Republik Entertainment kembali akan menggelar
kegiatan Festival Musik Bambu Nusantara (FMBN) 2013 di Assembly Hall
Jakarta Convention Centre (JCC) pada 27--28 Agustus 2013.
"Event tahunan FMBN yang tahun ini merupakan kali ketujuh
akan menampilkan aneka kreasi kreatif berbahan bambu mulai dari seni
musik etnik dari bambu yang berkolaborasi dengan musik modern, serta
aneka kuliner berbahan bambu," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Wamen Parekraf) Sapta Nirwandar di Jakarta, Selasa.
Sapta menambahkan, acara festival tersebut juga akan diisi dengan
pameran, seminar, serta aneka ragam kerajinan tangan serta suvenir dari
bambu
Ia mengatakan, Festival Musik Bambu Nusantara selain sebagai ajang
berkumpulnya para seniman bambu dalam mengekspresikan karya mereka agar
mendunia, juga sebagai sarana mengajak masyarakat melestarikan musik
bambu dan permainan tradisional dari bambu yang terdapat di berbagai
daerah di Indonesia.
"Alat musik dari bambu yang dipamerkan di antaranya angklung pada
Oktober 2010 telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia asli milik
Indonesia," katanya.
Dengan diakuinya angklung sebagai warisan budaya dunia tak benda (intangible world heritage),
alat musik ini kemudian sering ditampilkan dalam bentuk orkestra bahkan
diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia dan di luar negeri hingga
mendunia.
Pihaknya berharap FMBN 2013 menjadi sebuah pesta musik kolaborasi
antara musik kontemporer seperti jazz, rap, rock, maupun disc jokey
dengan musik etnis bambu yang memiliki suara eksotis seperti angklung,
karinding, celembung, lodong, calung, seruling, dan berbagai instrumen
musik bambu lainnya.
FMBN 2013 akan dimeriahkan oleh para musisi ternama seperti Maudi
Ayunda, Dwiki Dharmawan, Andien, Samba Sunda, serta grup Arumba Ibu-ibu
dari Jepang, serta angklung dari siswa siswi sekolah di Jakarta yaitu
SMAN 71, SD Kuda Laut Jakarta Timur, SMA Darunnajah, serta grup musik
bambu lainnya.
"Melalui FMBN kita terus dorong agar musik etnik bambu kita mendunia," kata Sapta yang juga sebagai penggagas FMBN.