Jpnn
SUDAH
tiga bulan Abdi Negara Nurdin (46 tahun) absen manggung. Gitaris yang
beken dengan nama Abdee Slank itu sedang menjalani perawatan dan terapi
ginjal yang kinerjanya tinggal 3 persen. Meski begitu, dia masih aktif
bekerja untuk mengurangi stres.
ANDRA NUR OKTAVIANI, Jakarta
Wajah garang Abdee saat beraksi dengan
gitarnya di panggung seolah sirna, digantikan wajah pucat dengan mata
sayu saat ditemui Jawa Pos di kawasan Kemang, Jakarta, Sabtu (20/6)
sore. Tubuhnya yang biasa berjingkrak-jingkrak di panggung pun terlihat
lebih ringkih.
Namun, tatapan mata dan jabat tangan
Abdee masih penuh semangat. "Saya barusan bertemu Jay Subiyakto di
sini,"’ ucapnya sambil tersenyum.
Tidak seperti kebanyakan orang sakit
yang lebih banyak beristirahat di rumah, Abdee justru memilih tetap
beraktivitas. Salah satunya bertemu beberapa teman untuk bertukar ide
dan merancang proyek.
Ya, ketimbang merasakan sakit dan meratapi nasib, Abdee lebih suka membuat tubuhnya bergerak dan bermanfaat. Aktivitasnya memang tidak sesibuk dan seheboh dulu. Sekarang lebih terbatas, namun tidak hilang sama sekali.
Ya, ketimbang merasakan sakit dan meratapi nasib, Abdee lebih suka membuat tubuhnya bergerak dan bermanfaat. Aktivitasnya memang tidak sesibuk dan seheboh dulu. Sekarang lebih terbatas, namun tidak hilang sama sekali.
Pria kelahiran Donggala, 28 Juni 1968,
itu mengungkapkan, berkegiatan merupakan salah satu terapi yang
dijalaninya sebagai rangkaian pengobatan. Dokter yang merawatnya memang
meminta Abdee mengurangi kegiatan. Dokter juga meminta dia tetap rileks
serta menghindari pikiran-pikiran yang berat. Namun, Abdee ogah jika
harus berbaring di tempat tidur seperti orang sakit.
’’Itu malah akan membuat saya stres.
Lebih baik beraktivitas. Dengan begitu, saya merasa lebih bermanfaat.
Itulah yang membuat saya tetap bersemangat menjalani hidup. Kalau sudah
tidak berguna, buat apa?’’ tegasnya.
Dengan melakukan berbagai kegiatan,
Abdee bisa menemukan ketenangan sekaligus kenikmatan tersendiri. Namun,
dia tetap membatasi diri. Dengan kekurangan sekarang, Abdee sangat tahu
kapan beraktivitas dan kapan harus berhenti. Kehadiran sakit itu membuat
dia lebih mengenal diri sendiri.
Kegiatan yang dipilih Abdee pun bukan
kegiatan berat yang menguras tenaga. Misalnya, berdiskusi dengan teman.
Mulai mendiskusikan masalah musik, ekonomi kreatif, hingga perkembangan
politik.
Dia juga tekadang masih membantu
manajemen Slank jika dibutuhkan. "Kalau untuk manggung, masih belum
kuat. Jadi, saya pilih kegiatan yang tidak terlalu menghabiskan
energi,’’ jelasnya.
Bersama seorang rekan, Abdee juga sedang
merancang sebuah buku. Buku berjudul Aku dan Taksi itu akan berkisah
tentang pengalaman Abdee dan taksi yang selama 20 tahun terakhir setia
menjadi temannya berkelana keliling ibu kota. Untuk diketahui, Abdee
lebih senang menggunakan transportasi umum daripada mobil pribadi untuk
beraktivitas di Jakarta. Mulai bus Transjakarta, taksi, hingga ojek.
"’Tapi, paling sering saya pakai taksi.
Karena itu, bukunya tentang saya dan taksi. Dalam buku itu, saya
menceritakan pengalaman dan cerita yang saya dapatkan dari taksi,’’
ungkapnya.
Selain kisah Abdee, buku tersebut
menceritakan beberapa sopir taksi yang dinilai cukup menarik oleh Abdee.
Tidak jarang dia menyodorkan alat perekam untuk merekam kisah si sopir
yang heroik, haru biru, atau konyol sekalipun.
Abdee menyatakan, buku itu sebenarnya
merupakan proyek lama yang sempat tertahan. Namun, dengan berkurangnya
kesibukan, dia jadi bisa berfokus menggarap buku tersebut. ’’Hampir
selesai. Setelah Lebaran nanti siap di-launching,’’ ujarnya.
Kendati Abdee berusaha tetap sehat dan
berkegiatan, tetap saja banyak orang yang mengkhawatirkan kondisi
kesehatannya. Kini setiap orang yang bertemu dengan salah seorang
inisiator Konser Salam Dua Jari untuk kemenangan Jokowi dalam Pilpres
2014 itu selalu menanyakan kondisi kesehatannya dan mendoakan agar cepat
sembuh.
Secara pribadi, Abdee senang banyak yang
memberikan perhatian. Namun, di sisi lain, dia agak terganggu karena
tidak ingin dikasihani secara berlebihan. Sebab, kenyataannya, dia masih
bisa beraktivitas dan tidak seringkih yang dibayangkan.
Itulah alasan Abdee enggan berbicara
soal penyakitnya. Apalagi penyakit itu sudah dialami Abdee hampir lima
tahun terakhir. ’’Saat divonis lima tahun lalu, saya pun tidak langsung
bercerita kepada Slank. Setahun kemudian, baru saya cerita,’’ tutur
suami Anita Desi Farida itu.
Pikiran Abdee pun mundur lima tahun
silam. Sambil mengingat-ngingat, dia menuturkan kondisinya kala itu.
Menurut dia, kondisinya saat itu sudah cukup buruk. Dokter yang
menangani bahkan berani menyatakan hidup Abdee tinggal enam bulan.
Dokter menyarankan untuk menjalani cuci darah. Namun, kala itu, Abdee
tidak mengindahkan saran dokter. Dia mencoba cara lain untuk bertahan
hidup.
Secara drastis, dia mulai mengubah gaya
hidupnya yang diakui cukup berantakan. Diet ketat dijalankan sambil
terus menjalani pengobatan. Memasuki 2015, kondisi ginjal Abdee semakin
parah. Kinerjanya tinggal 3 persen. Dia sempat dirawat di rumah sakit
selama sebulan. Kala itu, jumlah kreatinin dalam tubuhnya sudah terlalu
tinggi, mencapai 14. Padahal, jumlah maksimal kreatinin pada pria adalah
1,6.
’’Saya keracunan protein. Racun itu
sudah menumpuk dalam darah. Jika tidak segera ditolong, mungkin saya
sudah meninggal. Kondisinya sudah parah sekali,’’ ungkapnya.
Kondisi tersebut akan membaik dengan
treatment cuci darah. Namun, cuci darah bukanlah tanpa efek samping.
Abdee merasakannya sendiri. Sejak menjalani cuci darah dua kali seminggu
Januari lalu, dia merasakan tubuhnya mulai bereaksi. Rasa mual hingga
muntah kerap dialami. Dia juga mengaku merasakan keseimbangan tubuhnya
makin berkurang setelah menjalani terapi itu. Kepalanya sering pusing.
Maka, opsi untuk melakukan transplantasi
ginjal pun muncul. Sampai saat ini, transplantasi ginjal memang menjadi
cara terbaik untuk bisa ’’sembuh’’ dari gagal ginjal. Abdee memang
berencana menjalani transplantasi ginjal. Beberapa calon donor sudah
menjalani medical checkup. Abdee pun mulai melakukan sterilisasi untuk
melemahkan sistem autoimun dalam tubuhnya.
Calon donor tersebut berasal dari
berbagai kalangan, mulai keluarga, teman dekat, hingga Slankers, fans
berat grup band yang diawaki Kaka, Bimbim, Ivanka, dan Abdee itu. Namun,
hingga kini belum diketahui apakah ginjal calon donor tersebut cocok
dengan Abdee. Dia masih menunggu hasil pemeriksaan medis.
’’Untuk dapat ginjal yang cocok, tidak gampang. Keluarga saja belum tentu cocok,’’ katanya.
Dia menambahkan, sebetulnya yang paling cocok adalah ginjal anak. Tetapi, Abdee tidak mau anaknya mendonorkan ginjal untuk dirinya. Padahal, anak semata wayang Abdee, Alanis Nurulizah, sudah menawarkan sendiri kepada sang ayah.
Dia menambahkan, sebetulnya yang paling cocok adalah ginjal anak. Tetapi, Abdee tidak mau anaknya mendonorkan ginjal untuk dirinya. Padahal, anak semata wayang Abdee, Alanis Nurulizah, sudah menawarkan sendiri kepada sang ayah.
’’Dia tiba-tiba datang dan bilang akan
mendonorkan ginjalnya kepada saya. Tetapi, saya tidak mau. Dia masih
terlalu kecil,’’ ucap Abdee.
Kalaupun hasil medical checkup para
calon donor menunjukkan hasil negatif, Abdee tetap tidak akan
mengizinkan anaknya menjadi donor untuk dirinya. Dia lebih baik menunggu
sampai ada donor lain yang cocok.
’’Tidak sedikit orang yang bisa bertahan
hidup dengan gagal ginjal tanpa transplantasi. Bahkan, ada yang
bertahan hingga 25 tahun. Karena itu, saya tidak khawatir,’’ tandasnya. (*/c5/ari)