RMOL. Setelah vakum sekitar lima tahun, Lola Amaria kembali
bergiat di belakang layar. Ia menyiapkan rencana menyutradarai film
berjudul Negeri Tanpa Telinga yang dijadwalkan syuting pada 1 Februari 2014. Tema filmnya tak jauh beda dengan sebelumnya, Minggu Pagi di Victoria Park yang dirils pada 2009.
“Lahir
dari pergumulan realitas sosial sehari-hari. Namun, kali ini saya ingin
bercerita dengan cara yang sedikit berbeda. Komedi satir saya rasa cara
yang paling pas,” tutur Lola.
“Sekilas tampak berat, tapi saya
jamin film ini akan menghibur kita di tengah-tengah kepungan informasi
negatif politik kebangsaan, korupsi, skandal seks, dan buramnya potret
masa depan bangsa,” imbuh wanita 36 tahun yang masih single ini.
Jelasnya, Negeri Tanpa Telinga bercerita
tentang seorang tukang pijat keliling bernama Naga yang memiliki klien
orang-orang papan atas seperti politikus, menteri, hingga ketua partai.
Tapi, posisi Naga terjepit saat ia diancam mau dibunuh karena diduga
mendengar dan menjadi sumber informasi korupsi seorang ketua partai
bernama Piton.
“Sejatinya ini adalah film tentang tukang pijat
dan memang terinspirasi dari seorang tukang pijat. Dan kali ini juga
saya ingin menggunakan telinga. Telinga seorang tukang pijat. Kalau Anda
masih sadar bahwa telinga Anda sehat, saya jamin setelah menonton film
ini Anda akan mengorek-orek kembali telinga Anda dan bertanya masih
perlukah Anda memiliki telinga,” tandasnya.
Karena Lola, Ray Sahetapy pun mau ikut main di Negeri Tanpa Telinga.
Aktor gaek ini memuji habis Lola. “Saya senang bisa bekerjasama dengan
sutradara perempuan. Lola rupanya tidak ragu-ragu untuk memilih saya,”
ujar Ray.
Dia dipercaya memerankan tokoh ketua partai yang
ambisius. Segala macam cara dilakukan untuk menjadi idola bangsa
sekaligus memuluskan ambisi jadi seorang calon presiden. Ia antusias
mendapat peran tersebut. “Saya orang yang sangat ambisius untuk menjadi
presiden,” ucap mantan suami biduan senior Dewi Yull itu. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar