Sabtu, 21 April 2012

Jangan jadi polisi suka cari-cari kesalahan

Kendari, Sulawesi Tenggara (ANTARA News) - Polisi seharusnya jadi pelindung dan pengayom masyarakat serta penegak hukum. Namun masih ada saja polisi yang suka mencari-cari kesalahan orang, dan "menyelesaikan kesalahan" itu dengan meminta imbalan. Hal itu dinyatakan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, Brigadir Jenderal Polisi Tubagus Anis Ankawijaya, di Kendari, Sabtu. Bila ingin dihargai dan dicintai dengan rakyat maka setiap anggota polisi harus menjadi pelindung dan pengayom masyarakat yang benar. "Jangan justru sebaliknya, ada oknum polisi yang dibenci masyarakat karena suka mencari-cari kesalahan di jalan, menyelesaikannya dengan mengarahkan ke pos polisi, lalu diselesaikan 'damai' dan meminta imbalan," katanya. Menurut dia, sejak kurang lebih 14 tahun reformasi polisi yang pisah dengan TNI, masih banyak kelemahan dan kesalahan yang belum bisa berubah di internal polisi. Ini disebabkan selain kurang inovatif dan takut gagal, juga di dalam melaksanakan tugas polisi itu selalu arogan. "Ada kebiasan buruk di tubuh aparat: membiarkan yang biasa tetapi tidak membiasakan yang benar, dan suka berlindung dibalik seseorang atau sponsor," katanya. "Kuncinya adalah keihklasan, sebab untuk mengerjakan tugas sebagai pelindung dan pengayom masyarakat tidak dengan ihklas maka hasilnya sia-sia dan tidak bernilai baik untuk korps sebagai anggota polri maupun sebagai anggota masyarakat biasa," kata Kapolda. "Sebagai pelindung masyarakat, banyak harapan digantungkan di pundak para polisi kita. Korps baju cokelat ini harus mampu memainkan perannya sebagai pelayan masyarakat, dicintai dan diharapkan setiap saat, bukan sebaliknya malah menjadi raja bagi rakyat," kata Tubagus Anis Angkawijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar