TEMPO.CO, Depok
-Sejumlah kepala daerah di kawasan pinggiran yang selama ini berperan
sebagai penyanggah ibu kota langsung menitipkan aspirasi untuk Gubernur
Joko Widodo. Jokowi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru
bersama wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, Senin pagi tadi, 15 Oktober
2012.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail meminta perhatian lebih
dari pemimpin yang baru tersebut. Perhatian dalam bentuk peningkatan
alokasi dana Badan Kerja Sama Pemerintahan antara DKI Jakarta, Jawa
Barat dan Banten.
"Biasanya kucuran dana dari DKI hanya Rp 4-5
miliar, kalau bisa ditambah biar sinergi semakin bagus,” kata Nur
Mahmudi kepada wartawan di ruang kerjanya di Balai Kota Depok, Senin 15
Oktober 2012.
Nur Mahmudi mengatakan, prioritas dalam kerja sama
antara DKI Jakarta dan Depok ada di sektor transportasi. Depok,
misalnya, akan akan menyediakan minibus sebagai pengumpan menuju
bus-bus Transjakarta ke arah Pasar Minggu atau Kampung Rambutan.
Selain
itu juga sektor penanganan banjir. Depok dan juga Bogor kerap dituding
sebagai biang masalah banjir di Jakarta. “Kami jelas tak bisa
menghentikan limpasan air hujan dari atas (hulu) ke bawah," kata Nur
Mahmudi. "Yang diperlukan adalah bagaimana segera memperbaiki sistem
drainase dan Daerah Aliran Sungai."
Nur Mahmudi juga meminta adanya kerja sama dalam mengurus 26 situ yang ada di
Depok. Situ-situ itu bermanfaat sebagai tempat parkir air agar tidak menuju Jakarta. "
Alangkah baiknya Jakarta bantu biaya tentang situ," katanya menunjuk upaya seperti pengerukan dan memperkokoh dinding situ.
Tidak
cukupnya kontribusi dari Jakarta juga disampaikan Wali Kota Tangerang
Wahidin Halim. Pemimpin baru Jakarta diharapkannya mau mendengar dan
melihat permasalahan kompleks ibukota yang berdampak langsung pada
wilayah sekitarnya. “Selama ini Kota Tangerang hanya menerima beban
tanpa adanya kontribusi nyata dari Jakarta,” katanya.
Menurut
Wahidin, selama ini Jakarta terlampau arogan dengan menyingkirkan
kelompok-kelompok marjinal ke wilayah sekitarnya termasuk Kota
Tangerang. “Harusnya DKI dalam mengeluarkan kebijakan juga harus
mendengar kebijakan dari pemerintah-pemerintah sekitar, jangan jadikan
Kota Tangerang sebagai buangan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar