Pemerintah Harus Lindungi Anak Dari Ideologi Menyimpang
Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia meminta Pemerintah proaktif memberikan perlindungan kepada anak-anak dari ideologi menyimpang, terutama dari pemahaman agama yang radikal kemudian mengantarkan anak pada tindak pidana kekerasan.
"Pemerintah dan masyarakat harus memproteksi anak dari ideologi menyimpang," kata Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh di Jakarta, Rabu, menyikapi penangkapan tujuh remaja terduga teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Klaten dan Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (25/1).
Menurut Niam, tertangkapnya terduga teroris berusia remaja tersebut menggambarkan bahwa proses ideologisasi serta indoktrinasi dilakukan sejak usia anak-anak.
"Indoktrinasi terhadap terduga terorisme tersebut tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat. Pasti butuh proses, dan dipastikan dilakukan saat mereka dalam masa anak-anak," katanya.
Untuk mencegah mata rantai terorisme yang bersemai di kalangan anak dan remaja, KPAI mengajak Pemerintah bersama masyarakat terus menerus mengajarkan paham keagamaan yang moderat.
"Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama RI, juga harus hadir. Di sini relevan sekali penambahan jam pelajaran agama serta praktik keberagamaan yang moderat di kalangan anak-anak, baik di dalam maupun di luar sekolah," kata mantan aktivis mahasiswa `98 itu.
KPAI menilai peran lembaga keagamaan sangat strategis untuk melakukan deradikalisasi pemahaman keagamaan serta memberikan perlindungan anak dari ideologi terorisme.
"MUI telah memberikan panduan keagamaan yang membedakan antara terorisme, bom bunuh diri dan jihad. Ini perlu disosialisasikan ke masyarakat," katanya.
Pada bagian lain, Niam meminta polisi mengedepankan langkah preventif dalam penanggulangan terorisme dengan memberikan sosialisasi pemahaman keagamaan.
"Fakta adanya anak-anak yang terpapar ideologi terorisme menunjukkan lemahnya langkah preventif dalam penanggulangan terorisme," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar