VIVAnews
- Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengoreksi turun penjualan
motor pada tahun ini. Hal tersebut, merespon diterapkannya kenaikan
besaran uang muka pembelian secara kredit melalui multifinance menjadi
20 persen dari harga kendaraan saat ini.
Ketua AISI Gunadi Sinduwinata menuturkan, tak hanya akibat kenaikan kredit, namun sejak Januari penjualan motor sudah mulai turun sehingga dilakukan koreksi. AISI menargetkan penjualan motor menjadi 6,3 juta unit atau turun dari target semula 8,4 juta motor.
Gunadi menjelaskan, target itu berdasarkan perhitungan bahwa 70 persen pembelian sepeda motor di Indonesia dilakukan secara kredit. Dari angka itu, terdapat potensi hilang sebanyak 50 persen karena konsumen hanya mampu membayar uang muka kredit sebesar 10 persen dari harga motor.
"Jadi, kalau uang muka naik menjadi 20 persen, mereka sudah tak sanggup membayar," ujarnya di Gedung Menko Perekonomian, Kamis, 21 Juni 2012.
Sementara untuk industri mobil, ia mengaku bahwa kenaikan uang muka itu tak begitu berpengaruh. Justru pada Mei-Juni ini terjadi kenaikan penjualan. Sebab, masyarakat berbondong-bondong membeli mobil sebelum aturan itu diberlakukan. "Mobil memang pengaruhnya tak besar, hanya terganggu sedikit," ujarnya.
Ketua AISI Gunadi Sinduwinata menuturkan, tak hanya akibat kenaikan kredit, namun sejak Januari penjualan motor sudah mulai turun sehingga dilakukan koreksi. AISI menargetkan penjualan motor menjadi 6,3 juta unit atau turun dari target semula 8,4 juta motor.
Gunadi menjelaskan, target itu berdasarkan perhitungan bahwa 70 persen pembelian sepeda motor di Indonesia dilakukan secara kredit. Dari angka itu, terdapat potensi hilang sebanyak 50 persen karena konsumen hanya mampu membayar uang muka kredit sebesar 10 persen dari harga motor.
"Jadi, kalau uang muka naik menjadi 20 persen, mereka sudah tak sanggup membayar," ujarnya di Gedung Menko Perekonomian, Kamis, 21 Juni 2012.
Sementara untuk industri mobil, ia mengaku bahwa kenaikan uang muka itu tak begitu berpengaruh. Justru pada Mei-Juni ini terjadi kenaikan penjualan. Sebab, masyarakat berbondong-bondong membeli mobil sebelum aturan itu diberlakukan. "Mobil memang pengaruhnya tak besar, hanya terganggu sedikit," ujarnya.
Menurut Gunadi, tren
penurunan pembelian sepeda motor itu masih akan berlangsung cukup lama.
Sebab, masa transisi kebijakan ini membutuhkan waktu. Ia pun optimistis
bahwa kenaikan akan terjadi, karena konsumen bisa mempersiapkan uang
muka yang cukup. (asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar