VIVAnews - Anggota Tentara Nasional Indonesia, Sersan
Dua Nicolas Sandi Harewan, menolak bila aksinya menolong wanita yang
akan diperkosa di dalam angkutan kota terlalu di besar-besarkan.
Ia menilai, aksinya itu semata-mata instingnya sebagai manusia yang ingin menolong sesama.
"Dalam
keadaan seperti itu, memang sudah kewajiban saya untuk menolong dia.
Saya lakukan itu ikhlas karena memang menolong, bukan karena saya
anggota Kopassus" ujar Nicolas ketika ditemui di Mako Kopassus,
Cijantung, Rabu 25 Juli 2012.
Nicolas yang saat itu sedang
menjalani cuti memang tidak membawa senjata api atau alat untuk membela
diri. Ia pun tidak menggunakan atribut Kopassus. Namun karena aksinya
mengikuti laju angkot C-01 yang digunakan pelaku, telah menggagalkan
aksi pemerkosaan.
"Ya pas mendengar teriakan perempuan dari
angkot, saya langsung merasa ini ada yang tidak beres," ujar pemuda
kelahiran Juni 1988 itu.
Dia berupaya mengejar angkot dengan
menggunakan motor Yamaha Mio. Upaya apapun dilakukan. Dari berteriak
agar angkot berhenti, sampai melempar helm yang digunakannya ke arah
angkot. Semua itu dilakukan untuk menyelamatkan wanita berinisial IS.
"Ketika
itu, saya lakukan apa saja agar wanita itu bisa selamat. Kalau saya
bawa pistol, mungkin akan saya tembak. Tapi karena saya cuti jadi tidak
membawa senjata apapun," katanya.
Aksinya itu memancing beberapa
pengguna sepeda motor untuk ikut menyelamatkan IS. Penyelamatan Nicolas
pun berhasil, walau pun tidak bisa langsung mengejar pelaku. "Yang
penting buat saya korban bisa diselamatkan," ujar anggota satuan 81 Anti
Teror Kopassus.
Terlanjur dianggap banyak pihak sebagai
Pahlawan, Nicolas meminta agar tidak dibesar-besarkan. "Semua orang bisa
jadi pahlawan, bukan hanya anggota Kopassus saja," ujar pria yang akan
menikah pada 2014 nanti. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar