Prins David Saut - detikNews
Jakarta
Kerusuhan karena penutupan akses masuk terminal bayangan di tol
Jatibening Bekasi oleh Jasa Marga. Kejadian ini dipicu karena masyarakat
yang biasa memanfaatkan terminal bayangan tersebut terkejut dengan
penutupan akses.
"Di tol Jatibening tadi, awal mula jam 02.00
WIB, pagi tadi Jasa Marga menutup akses masyarakat yang biasa masuk ke
terminal bayangan dengan pagar besi. Jadi arah ke Jakarta maupun ke
Cikampek ditutup," kata Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombes Pol
Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat,
Jumat (27/7/2012).
Penutupan tersebut tidak diketahui oleh
masyarakat yang menggunakan terminal bayangan. Penumpukan masyarakat pun
akhirnya menuai kericuhan yang tidak diperlukan.
"Pada waktu
pagi hari, jam 05.00 WIB, biasa masyarakat datang untuk menjalankan
hidup sehari-hari yang bekerja atau sekolah, memakai jasa terminal
bayangan tersebut. Karena penutupan, makin lama makin bayak dan di situ
muncul reaksi-reaksi," papar Rikwanto.
Reaksi yang dimaksud
adalah pembakaran mobil milik Jasa Marga dan upaya masyarakat menduduki
ruas tol. "Sehingga spontan membakar mobil pick up Jasa Marga dan
membakar ban serta menutup jalan tol dan tidur-tiduran di jalan tol,"
singkat Rikwanto.
Pihak kepolisian akhirnya melakukan dialog
dengan masyarakat yang dipimpin oleh Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol
Suhardi Alius. Polisi berusaha mencegah tindakan tersebut ke arah yang
lebih merugikan dengan berkoordinasi kepada masyarakat sekitar ruas tol
Jatibening.
Koordinasi dan dialog tersebut menghasilkan
kesepakatan dengan mengutamakan kelancaran arus lalu lintas di ruas tol
tersebut. Pagar yang sebelumnya menutup akses masyarakat akhirnya di
buka kembali dan akan dicari solusi ke depan dalam masalah ini.
"Solusi
ini dipakai untuk solusi jalan pendek untuk bisa mencairkan kondisi
yang ada saat itu, kedepan kita akan adakan pertemuan dengan stekholder
yang kompeten dibidangnya, seperti Jasa Marga, tokoh setempat, Kapolres
Bekasi, kepada bupati untuk mencari solusi tepat untuk memecahkan
masalah ke depan, kita harapkan jangka menengah dan panjangnya ditemui
solusinya," panjang Rikwanto.
Jasa Marga sendiri diketahui tidak
melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan masyarakat dalam
menutup akses tersebut. "Belum ada koordinasi jadi itu dari pihak Jasa
Marga itu sendiri. Jadi mulai muncul kerusuhan baru kita mulai tahu dan
kita segera untuk mengisolir biar tidak berkembang," tutup Rikwanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar