Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Kasus Lian Febriani (26) yang dikabarkan hilang lalu ditemukan dalam kondisi lupa ingatan bukan kali pertama. Ahli hipnoterapis Mardigu WP mengaku sudah mendapat 'pasien' serupa sejak enam bulan terakhir.
"Saya pribadi sudah menangani banyak. Ada 11 orang sejak enam bulan terakhir, mereka memang lagi gencar merekrut orang baru," kata Mardigu saat berbincang dengan detikcom, Senin (11/4/2011).
Menurut pengamat terorisme ini, modus yang digunakan para 'pencuci otak' tersebut adalah mencari dana dengan doktrin jihad. Pertama, pelaku akan mengajak si korban untuk hijrah, lalu berjihad, dan terakhir memintanya berinfaq.
"Infaq itu pembuktian mereka kalau sudah hijrah dan berjihad," tegasnya.
Pendekatan yang dilakukan para pelaku juga tergolong singkat. Sejak pertama kali mengenal korban hingga melakukan eksekusi, mereka butuh waktu dua minggu.
"Mereka ngasih perhatian secara intens, begitu dua kali ketemu, orang itu langsung infaq. HP, laptop dikasih. Sebelumnya mereka dibawa ke sebuah tempat, lalu dibaiat," ceritanya.
Tidak hanya itu, sasaran korban pun beragam. Tidak ada golongan khusus, atau jenis kelamin tertentu. Yang jelas, Mardigu meminta semua pihak waspada jika ada orang-orang asing yang mengajak kenalan dengan cara yang sangat intens.
"Ada satu cowok yang didekati mbak-mbak cantik kaya SPG. Tidak pakai jilbab, dia di-SMS lalu ditegur segala macam. Makan jus lalu janjian, begitu dua kali ketemu, langsung infaq," urainya.
Sebelumnya, Lian Febriani, PNS di Bagian Tata Usaha, Direktorat Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan hilang sejak Kamis (7/4) lalu. Sebelum hilang, Lian dan teman sekantornya sempat makan siang di kantin Kementerian Informasi dan Komunikasi.
Usai makan siang, Lian mengatakan kepada temannya ia akan menemui seseorang di Jl Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun hingga jam pulang kantor Lian tidak pernah kembali ke kantornya.
Sejak menghilang, Lian juga tidak pernah menghubungi keluarga maupun rekan sekantornya. Saat ditemukan, ada yang aneh dari kondisi psikologis ibu satu anak tersebut. Dia tak mengenal lagi keluarganya. Termasuk dirinya sendiri.
Penampilan Lian juga berubah. Dia menjadi memakai cadar dan membawa dua buku bertema jihad. Lian juga mengaku ingin berjihad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar