RMOL. Mulai 2 Juli, kereta rel listrik atau KRL berubah pola operasi dengan berhenti di setiap stasiun kereta api komuter Jabodetabek dan tidak ada penyusulan antar-KRL.
Perubahan ini, menurut Corporate Secretary PT KAI Commuter Jabodetabek Makmur Syaheran, dilatarbelakangi target yang diberikan pemerintah kepada operator untuk dapat mengangkut 1,2 juta orang perhari pada akhir 2014 dari yang sekarang sekitar 400.000 orang per hari.
Kata Makmur, saat ini masih sekitar 400.000 orang yang bisa diangkut. Untuk mencapai target 1,2 juta orang tentu dilakukan penambahan unit.
“Ada delapan unit kereta yang merupakan sumbangan pemerintah. Tahun ini, ada tambahan juga sebanyak 130 unit dan pada 2010 sebanyak 110 unit,” jelas Makmur.
Dia melanjutkan, untuk mengangkut 1,2 juta penumpang dibutuhkan sekitar 1.440 unit kereta. Adapun saat ini jumlah unit kereta masih sebanyak 386 unit.
Rencananya, lanjut Makmur, setiap tahun akan dilakukan penambahan unit kereta sebanyak 150 unit hingga 2019.
Mengenai kenaikan tarif, Makmur memastikan tidak ada kenaikan tarif kereta. Tiket kereta ekonomi tidak berubah antara Rp 1.000-Rp 2.000. Kecuali ada penyesuaian tarif.
Menurut Makmur, untuk tarif commuter line dipatok seharga Rp 9.000 untuk rute Bogor-Jakarta Kota dan Rp 8.000 untuk rute Bekasi-Jakarta Kota serta Rp 8.000 untuk rute Manggarai-Serpong. [rm]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar