Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Jangan mau jika ada seseorang yang memberi janji bisa masuk menjadi PNS dengan mudah. Apalagi jika orang itu sampai mengaku-aku staf khusus kepresidenan. Bisa jadi anda terjebak penipuan.
Hal ini terjadi di Riau beberapa waktu lalu. Ada kelompok yang mengatasnamakan Badan Sumber Daya Manusia Indonesia Pemerhati Pengembangan Ekonomi Daerah (BSDMI P2ED).
Diduga BSDMI P2ED memakai lambang negara Garuda Indonesia, kop surat Istana Kepresidenan hingga mencatut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menpora Andi Alfian Mallarangeng dan mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Menjadi menarik, pimpinannya mengaku bernama Dr E Irwannur Latubual, SH SE MM bekerja sebagai staf ahli Presiden SBY dan berkantor di Istana Negara.
Di Riau, acara peresmian badan ini digelar dengan mengundang para perwakilan daerah dan pemerintah provinsi. Sekitar 40-an orang lulusan Perguruan Tinggi (PTN) di Pekanbaru juga diketahui telah direkrut menjadi pegawai dengan iming-iming akan diangkat menjadi PNS pada tahun 2012. Mereka disebut-sebut sudah menyetor uang jutaan rupiah agar menjadi PNS.
"Gubernur Riau memang sempat titipkan undangan untuk menghadiri sosialisasi keberadaan BSDMI di Pekanbaru. Namun saat itu, gubernur dan wakil gubernur tidak bisa hadir. Pemprov Riau hanya mengutus staf ahlinya dalam acara yang digelar di Makorem," kata Karo Humas Pemprov Riau Chairul Riski saat dikonfirmasi, Minggu (10/7/2011).
Chairul menambahkan, sejak awal pihaknya tidak menaruh curiga pada lembaga tersebut. Dia juga tidak mengetahui secara pasti apa saja acara yang digelar di Makorem Pekanbaru itu. Namun, dia menegaskan tidak ada kerugian yang dialami pemprov. Sementara untuk daerah lainnya, Chairul meminta hal tersebut diselidiki lebih lanjut.
"Tapi baru hari ini kami menerima surat keterangan dari pemerintah pusat, lembaga tersebut bukan bagian dari pemerintah," sambungnya.
Chairul juga mengatakan ada informasi kalau badan ini juga meminta fasilitas berupa kantor kepada Pemkot Pekanbaru. Namun belum diketahui bagaimana teknis pemberian fasilitas itu.
Saat hal ini coba dikonfirmasi wartawan pada pihak Istana, semua kompak membantah. Staf Khusus Presiden Heru Lelono memastikan badan itu tidak ada. Tidak ada nama Irwannur Latubual sebagai staf ahli presiden.
"Setahu saya tidak pernah ada nama tersebut sebagai staf ahli Presiden. Tidak ada Badan itu didirikan oleh Presiden. Ditangkap saja," tegas Heru.
Penipuan dengan kedok yang sama juga pernah terdeteksi terjadi di Provinsi Maluku Utara pada Januari lalu. Meski awalnya mengaku ditugaskan Presiden, ujung-ujungnya badan ini diketahui meminta uang bahkan melakukan pengancaman.
"Saya mendengar ada pihak-pihak tertentu mengaku sebagai Staf Khusus Presiden Bidang SDM dan Pengembangan Daerah melakukan kunjungan ke Pemda, melakukan investigasi dan mengatasnamakan staf khusus presiden. Saya minta seluruh Pemda mewaspadai adanya kemungkinan pihak-pihak tidak bertanggung jawab ini," kata juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar